MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
“TERJADINYA PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL”
Dosen Pembimbing:
Dra.Bernadetta Budi
Lestari,M.Si
PENYUSUN :
1.
Prasdianitaningtiyas junita kusuma (172400014)
2.
Windi Utami (172400017)
3.
Renynda Ayu Apsari (172400018)
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI STATISTIKA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya berupa nikmat
kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan. Sehingga tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan kata terima kasih
atas bantuan dari pihak yang bersangkutan.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Surabaya,20 November
2017
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Hidup
bermasyarakat berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya
harus saling memberi dan menerima. Dalam kehidupan bermasyarakat ada ikatan
berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama oleh para anggotanya.
Norma dan nilai-nilai tersebut menjadikan alat pengontrol agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Salah
satu bukti kuatnya ikatan itu adalah adanya rasa solider, toleransi, tenggang
rasa, tepa selira diantara para anggotanya.
Dalam
sebuah masyarakat, selain bisa ditemui banyak persamaan-persamaan dalam
berbagai hal, tetapi seringkali juga banyak didapati perbedaan-perbedaan dan
bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Perbedaan kepentingan
sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan,
terdapat 2 jenis kepentingan yang ada, yaitu kepentingan individu, dan
kepentingan bersama, sehingga dapat menyebabkan pertentangan sosial yang
terjadi diatara masyarakat. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara
mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari
situlah terjadinya perpecahan, sebagai contoh beberapa konflik seperti kasus
poso, sambas, dan masih banyak lagi.
Perpecahan
ini biasanya disebebabkan misalnya karena adanya pertentangan karena perbedaan
keinginan. Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping
adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada
kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama,
kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Selain itu
perpecahan juga biasanya diwarnai dengan adanya prasangka, diskriminasi dan
juga etnosentrisme.
I.2
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dalam
penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar, tetapi juga bertujuan diantaranya untuk:
1.
Mengetahui
maksud dari pertetangan sosial.
2.
Mengetahui
penyebab dari adanya pertentangan sosial atau konflik.
3.
Mengetahui ciri-ciri pertentangan sosial atau konflik.
4.
Mengetahui cara penanggulangan suatu konflik.
I.3 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan pertentangan sosial atau konflik ?
2. Apakah
faktor-faktor penyebab pertentangan sosial atau konflik ?
3. Apakah
ciri-ciri pertentangan sosial atau konflik ?
4. Bagaimana
cara untuk menanggulangi suatu konflik ?
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian
Pertentangan social atau biasa disebut Konflik (pertentangan) merupakan
suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor-faktor sosial, contohnya salah
paham. Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari adanya
perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat.
Pertentangan sosial dapat terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
Konflik/Pertentangan berasal
dari kata kerja Latin ‘configere’ yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual
dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya. Konflik bertentangan
dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
II.2 Faktor penyebab pertentangan sosial
1.
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.
Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
Prasangka
dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang
diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain
yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri,
yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.Perbedaan Prasangka dan
Diskriminasi, prasangka adalah sifat negatif terhadap sesuatu. Dalam kondisi
prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial
bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya
bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang
menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai sesuatu yang
prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan
membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak
sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur
kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi
nampak canggung ,tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang
etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah
dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya
superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa
lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb.
Sebab-sebab
timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
·
Latar
belakang sejarah misalnya, bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah
bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda
menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.
·
Dilatar
belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Apabila
prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah
antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
·
Bersumber
dari faktor kepribadian, Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat
seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian
seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan
tertutup.
·
Perbedaan
keyakinan, kepercayaan, dan agama.Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean
agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
·
Usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi, Dapat dilakukan
dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha
peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan
kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
Usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi Dapat
dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan,
dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan.
Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita
sadari.
3. Perbedaan latar belakang
kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
4. Perbedaan kepentingan
antara individu atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal
yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu
bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu
sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan
merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri
maupun bagi lingkungannya. Individu yang berpegang pada prinsipnya saat
bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut
dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh
karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis
dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya.
Dengan itu, maka akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
·
Kepentingan
individu untuk dibutuhkan orang lain.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
·
Kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
5.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian
secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan
bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal
perusahaan Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai
tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian
waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehiodupan masyarakat yang telah ada.
6.
Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.
7.
Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam
Masyarakat
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru.
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru.
8. Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap
kepemerintahan.
9. Rasa iri antara individu, masyrakat, negara.
II.3
Ciri-Ciri Pertentangan Sosial
Terdapat 3 elemen
dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di dalam konflik.
2. Unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan.
3. Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Pertentangan-pertentangan
sosial/ketegangan dalam masyarakat.
Mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung tiga taraf :
Mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung tiga taraf :
1.Pada
taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri
seseorang.
. 2.Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma
kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan
dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan
pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan
tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Macam-Macam Konflik
Sebagai
bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa bagian,
yaitu :
- Konflik Individual – merupakan
konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua individu
yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki keinginan dan
kebutuhan yang berbeda.
Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya. - Konflik
antarkelas sosial – Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik
yang terjadi karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara dua
kelas sosial yang berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja. - Konflik
antarkelompok sosial – Dikenal dengan konflik horizontal, merupakan
konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok
sosial yang berbeda.
Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012. - Konflik rasial – Konflik rasial
terjadi karena ada benturan antara dua ras yang berbeda mengenai suatu
isu. Faktor pemicunya adalah timpangnya kondisi sosial ekonomi yang
memiliki dampak ketimpangan sosial di masyarakat. .
Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA). - Konflik politik – Konflik
politik timbul karena adanya kepentingan untuk meraih kekuasaan dengan
menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya.
Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru. - Konflik internasional – Konflik
internasional terjadi karena adanya benturan antar Negara yang berkaitan
kepentingan masing-masing Negara.
Contoh : Sengketa Selat Ambalat antara Malaysia dan Indonesia
Contoh-Contoh
konflik/Pertentangan Sosial di masyarakat
1.
Tawuran .
Tawuran ini biasanya terjadi di kalangan akademik baik
pelajar maupun mahasiswa, namun terkadang bisa terjadi juga diantara suatu
kelompok masyarakat tertentu. Tawuran ini terjadi akibat adanya tindakan saling
ejek atau menjelek-jelekan antara satu sama lain. Namun ada juga yang terjadi
akibat masalah pribadi seseorang. Biasanya seseorang yang tersinggung atas
perkataan atau perbuatan orang lain meminta bantuan teman-temannya untuk
membalas tindakan yang diterimanya dengan cara kekerasan salah satunya
tawuran.Tawuran sendiri adalah tindakan yang sangat merugikan bagi orang lain
maupun bagi yang melakukan tawuran tersebut. Untuk orang lain yang tidak
bersalah dan tidak tahu apapun mereka merasa terganggu dengan keributan dan
kerusakan yang diakibatkan dari tawuran itu sendiri. Mereka merasa takut karena
biasanya para pelaku tawuran merusak fasilitas umum yang ada di sekitar lokasi
tawuran itu sendiri.
2.
Konflik Sosial yang terjadi di Kabupaten Flores Timur,
NTT Tahun 2013
Konflik sosial yang terjadi
pada tanggal 11 Mei 2013 di Desa Wulublolong dan Desa Lohayong II Kecamatan
Solor Timur Kabupaten Flores Timur Provinsi NTT. Penyebabnya adalah saling
rebut material yang berada di batas desa yang diklaim oleh kedua warga desa
sebagai pemilik. Konflik menimbulkan kerugian materi, korban jiwa serta
sebagian warga mengungsi.
3.
Konflik Sosial yang terjadi di Rembang, Jawa Tengah Tahun
2016
Merupakan konflik dalam
bidang pertambangan. Terjadi antara Semen Indonesia dengan warga masyarakat
Pegunungan Kendeng, Rembang Jawa Tengah. Penyebabnya adalah berbagai
kejanggalan yang telah dilakukan oleh Semen Indonesia seperti masalah Amdal
yang tidak sesuai dan hak ekonomi
4.
Konflik Sosial yang terjadi di Tolikara Tahun 2016
Konflik terjadi karena
pembagian bantuan dana respek antar distrik yang dirasa tidak adil. Konflik ini
menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta benda. Selain itu, konflik juga
menyebabkan sebagian warga mengungsi dan terjadi penjarahan.
5.
Konflik Sosial yang terjadi di Tolikara Tahun 2016
Konflik terjadi karena
pembagian bantuan dana respek antar distrik yang dirasa tidak adil. Konflik ini
menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta benda. Selain itu, konflik juga
menyebabkan sebagian warga mengungsi dan terjadi penjarahan. Dll.
II. 4 Cara Penanggulangan Pertentangan Sosial/Konflik
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut
adalah :
1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang
telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol,
kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang
mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk
mentaatinya.
3. Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan
dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang
memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima
keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang
telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan
didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai
suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Secara umum terdapat
beberapa dampak yang dapat dilahirkan dari adanya pertentangan sebagai berikut.
1) Pertentangan dapat
menimbulkan pudarnya persatuan dan kesatuan di antara kelompok tertentu.
2) Pertentangan dapat
menimbulkan perubahan kepribadian diantara pihak yang bertentangan.misalnya
timbulnya rasa benci, dendam, saling curiga, dll.
3) Korban jiwa atau kerusakan
fisik dapat terjadi manakala pertentangan sampai pada peperangan atau konflik
berkepanjangan.
4) Dominasi salah satu pihak
terhadap pihak lain, hal ini dapat terjadi jika kekuatan di antara pihak yang
bertentangan tidak seimbang.
5) Akomodasi, hal ini dapat
terjadi jika kekuatan diantara pihak yang bertentangan seimbang atau sama.
6) Meningkatnya rasa
solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pertentangan social atau biasa
disebut Konflik (pertentangan) merupakan suatu konflik yang biasanya timbul
akibat faktor-faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini
adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang
di kehidupan masyarakat. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan
Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Dinamika proses perubahan sosial
dalam kelompok masyarakat (Elite, Middle and Lower Class), apabila tidak
mengarah kepada tercapainya suatu keseimbangan dalam tatanan kehidupan yang
baru, berpotensi kuat untuk memunculkan masalah sosial. Dalam mencegah terjadi
nya masalah sosial maka setiap componen masyarakat baik pemerintah maupun
individu harus dapat memunculkan kesepakatan nasional dari seluruh komponen
bangsa dalam setiap penanganan konflik Power dan tindakan pencegahan sosial,
harus mengedepankan pendekatan Soft dini yang didukung oleh penegakan hukum
secara tegas, konsisten serta dapat memenuhi asas kepastian hukum dan rasa
keadilan. Selain itu rasa tenggang rasa, rasa saling memiliki dan saling
menghormati antar sesama sangat perlu di pupuk dan di tinggaktkan guna untuk
memperkecil kemungkinan terjadi nya suatu konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar